Hai, kamu yang berhasil menemukan blog ini bisa jadi karena kepo aja atau gak sengaja kepencet link yang ada di bio twitter ku. Kalau kamu memang beneran gak sengaja klik link yang ada di bio twitter ku, gapapa kok gak usah dilanjutin baca blog ini haha. Kali ini aku mau cerita sedikit tentang aku dan masa kecil ku.
Aku dan Awan
Siapa yang dulu waktu kecil suka liatin langit terus sambil berimajinasi bayangin bentuk-bentuk awan yang beda-beda? Namanya anak kecil, imajinasi nya masih luas banget. Lihat awan besar aja imajinasi ku membayangkan kalau itu adalah sebuah kapal laut yang besar. Melihat awan-awan yang lain juga aku berimajinasi membayangkan bentuk-bentuk yang aneh. Di mata anak kecil, awan-awan di langit sudah seperti kebun binatang. Ada yang terlihat seperti bebek, buaya, sapi, kelinci dan hewan lain nya. Tapi, aku yang sudah dewasa ini sekarang ketika kepalaku menghadap ke langit dan memperhatikan awan, awan itu tetap berbentuk awan. Ah aku rindu menjadi anak kecil lagi. Oiya, harusnya aku menceritakan masa kecil ku tentang aku dan awan yah, sampai lupa. Jadi, dulu aku ketika melihat awan itu membayangkan awan yang besar itu adalah ibu awan, dan awan yang kecil adalah anak awan. Aku membayangkan kalau awan-awan di atas sana adalah keluarga awan. Udah sih itu saja ceritaku dan awan.
Aku, Genteng Rumah dan Cegukan
Dari judul, kelihatan nya mungkin terlihat cerita tentang aku,genteng rumah dan cegukan adalah cerita lucu. Mungkin kalian ketika membaca judul saja akan membayangkan cerita ini akan menceritakan aku yang jatuh dari genteng rumah sambil cegukan atau aku yang suka bermain-main di atas genteng rumah sampai cegukan. Bisa jadi juga, kalian tidak berpikir seperti itu, hanya mengikuti alur cerita ku saja. Aku, genteng rumah dan cegukan punya cerita. Mungkin cerita ini tidak menarik. Tapi bagiku cerita tentang masa kecil itu perlu dikenang dan perlu di ingat-ingat. Jadi, waktu kecil aku pernah cegukan. Kata Ummi ku, kalau aku cegukan itu sudah paling heboh sendiri. Bertanya-tanya terus ke Ummi ku dan selalu laporan "Mii.. aku hik.. cegukan.. hik.." Aku yang masi kecil mengadu kepada Ummi ku. "Mi, kok aku hik.. cegukan..hik.. ya? Kenapa si hik.. kok bisa ..hik.. aku cegukan .. hik..?" Tanya ku dengan heboh yang masih cegukan. Kemudian Ummi ku menjawab dengan santai "Iyaa.. itu tandanya kamu mau tinggi". Aku yang masih kecil percaya saja kalau cegukan itu tandanya tinggi badan ku akan bertambah. Dan bertahun-tahun aku tetap percaya kalau cegukan itu tandanya aku akan bertambah tinggi. Tapi, sekarang sudah besar ternyata itu hanya akal-akalan Ummi ku saja menjawab aku yang heboh dengan cegukan itu. Toh, kenyataannya sekarang tinggi ku hanya sekitar 150 cm :). Kalau benar cegukan itu bikin tinggi sudah pasti sekarang aku tidak pendek gais. Oiya dimana cerita tentang genteng rumah nya? Haha kalau tentang genteng rumah, dulu sewaktu aku kecil ketika aku ditanya "mau setinggi apa kalau sudah besar nanti?" dan jawabanku adalah "Äku mau setingi genteng". Tanpa berpikir mana ada manusia Indonesia yang tinggi badannya se genteng rumah? Memang pikiran anak kecil itu lucu.
Aku dan Karpet
Aku di ceritakan sama Ummi ku tentang Aku dan karpet. Jadi, dulu sewaktu aku masih ber umur sekitar 3 tahun, bicara nya masih belum lancar, cadel dan belum jelas. Aku tiba-tiba ngomong sama Ummi ku seperti ini "Ummiii aku mau te empeeett.. mii te empeet mi aku mau te empeet". Aku yang masih belum lancar berbicara waktu itu pasti membuat bingung orang lain untuk mengerti bahasa ku. Sudah pasti Ummi ku waktu itu juga kebingungan mendengar aku yang merengek. "Apa? te empeet? apa si itu? Ummi gak ngerti". Dan setelah Ummi ku mecari jawaban dari perkataan ku yang belum jelas akhirnya Ummi ku mengerti bahwa arti dari "te empet" itu adalah duduk di karpet. Aneh ya? Dari kecil aku freak banget wkwkw. Ngapain coba merengek-rengek minta duduk di karpet. Tapi, memang benar sampai sekarang aku sudah besar dan dewasa aku gak suka kalau di lantai, aku suka di atas karpet. Bener-bener suka karpet banget gak bisa kalo ga di karpet. Kecuali dulu aku di pondok karena keadaan haha. Tapi kalau sedang berkumpul-kumpul di acara gitu kan terkadang ada karpet dan ada bagian yang tidak kebagian karpet. Sudah pasti aku akan duduk di bagian yang ada karpet nya. Aku suka karpet 💓
Aku dan Ketan Hitam
Kebanyakan anak kecil, kalau malas sikat gigi dan suka makan permen pasti gigi nya rusak sampai keropos bahkan warna nya berubah menjadi hitam. Aku adalah salah satu anak kecil yang gigi nya keropos dan hitam wkwk. Kalau kamu follow instagram ku, kamu bisa cek di postingan ke 3 ku itu ada foto aku bersama kakak dan adik laki-laki ku sedang nyengir tersenyum. Dan aku adalah yang gigi nya hitam :D. Dulu aku tidak khawatir dengan gigi ku yang jelek itu. Aku santai saja. Tapi Ummi ku yang selalu cerewet menyuruhku untuk sikat gigi. Akhirnya, aku lama kelamaan menyadari kalau gigi ku itu jelek sekali! Hitam dan keropos. Aku pun bertanya-tanya, kenapa ya gigi ku bisa seperti ini? Gimana kalau sampai besar nanti gigi ku tetap seperti ini? hitam, kecil-kecil dan keropos seperti terkikis. Duh ini gigi bagian depan lagi. Aku malu dong kalau nyengir tersenyum lebar kelihatan gigi. Akhirnya, aku bertanya sama Ummi ku apa sih sebenarnya penyebab gigi ku bisa seperti ini padahal teman-teman yang lain tidak. "Ummii kenapa si kok gigi ayi item mi? kok bisa item-item gini?". Lalu Ummi ku menjawab "Iyaa jadi itu dulu pas kamu waktu kecil, makan ketan hitam terus ketan hitam nya kamu tempel-tempelin di gigi bagian depan, udah gitu abis makan ketan hitam kamu gak sikat gigi. Makanya, tuh gigi kamu jadi hitam-hitam gitu". Aku yang masih kecil dan polos percaya saja Ummi ku berkata seperti itu. Belum lagi kakak-kakak ku juga membantu Ummi ku meng iya-iya kan statement Ummi ku tentang gigi ku ini. Lalu aku anak kecil polos bergigi hitam bertanya-tanya dalam hati ah masa si?. Untuk memastikan jawaban dari Ummi ku, aku bertanya lagi "Iya mi? Masa gitu si". Tapi bukan Ummi ku kali ini yang menjawab melainkan kakak-kakak ku "Iyaa masa gak percaya sih, makanya kalau abis makan ketan item itu gosok gigi". Kemudian aku mengingat-ingat kapan aku makan ketan hitam ya. Ah lain kali jangan makan ketan hitam sambil di tempel-tempel ke gigi. Nanti gigi ku tambah hitam. Dan sampai bertahun-tahun pun aku percaya bahwa gigi ku hitam itu karena aku makan ketan hitam dan tidak gosok gigi. Kira-kira sampai kelas 6 SD aku masih percaya jawaban Ummi ku tentang penyebab gigi ku hitam adalah karena ketan hitam. Tapi sekarang sudah besar setelah di pikir-pikir gak mungkin juga ketan hitam sehebat itu bisa langsung dengan cepat membuat gigi ku hitam. Dan aku baru sadar bahwa itu hanyalah jawaban agar aku dulu rajin sikat gigi. Tapi bener kan gais ketan hitam itu ngga bikin gigi kita hitam?
Komentar
Posting Komentar