Penghujung Kata
Tepat hari ini usia Aisha 10 tahun. Dinding ruang tamu sejak pagi sudah di penuhi
dengan hiasan warna-warni. Tulisan bertuliskan “Happy Birthday Aisha”
terpampang sangat jelas di tengah dinding ruangan. Balon warna warni pun tidak
luput ikut memeriahkan suasana. Sudah sejak shubuh Bunda repot mempersiapkan acara untuk ulang tahun Aisha. Mulai dari makanan untuk hidangan tamu, kue ulang tahun, sampai pakaian yang akan
dipakai Aisha ketika acara nanti. Ayah bertugas mendekorasi ruang tengah.
Jam sudah menunjukkan pukul 07.00, Ayah membangunkan
Aisha untuk bersiap-siap, karena acara akan dimulai pada pukul 08.00 pagi.
Ketika Aisha bangun dan melihat ke ruang tengah, Aisha senang bukan main. Aisha
langsung loncat-loncat kegirangan sambil berteriak “horee.. hore.. Aisy.. ulang
tahun...”.
Kemudian Aisha menghampiri Bunda ke dapur dengan sangat
bersemangat.
“Bunda... Aisy ulang tahun bunda.. Aisy ulang tahun..
hore..”
Bunda tersenyum menatap Aisha.
“Iya Aisha.. sekarang Aisha sudah bertambah besar, mandi
dulu ya nak sebentar lagi kan acara ulang tahun Aisha mau di mulai”
Aisha seperti tidak mendengarkan ucapan Bunda, ia malah
berlarian kesana kemari mengitari ruang tengah sambil berteriak “hore.. horee..
makan kue.. yeaay!”. Ketika Aisha sedang berlarian di ruang tengah tiba-tiba
tidak sengaja Aisha menyenggol vas bunga yang berada di atas meja.
“Pyaarrrr........!!” vas bunga kesayangan Bunda pecah berserakan di lantai.
Salah satu pecahan vas bunga tidak sengaja terinjak kaki Aisha. Aisha histeris
berteriak “Bundaaaaa Ayaaaah kaki Aisha ada darah nya.. darah huaaa... Aisha
takut.. huaaa...”. Dengan sigap Ayah dan Bunda datang menghampiri Aisha.
“Astaghfirullah Aishaa!” Teriak Bunda.
“Huaaa bundaa.. daraah.. bundaa ada daraah..
darahh..” Tangis Aisha.
Ayah membereskan pecahan-pecahan kaca di lantai. Bunda
membantu Aisha untuk bangun dan membersihkan darah di kaki Aisha. Aisha
merengek menangis ketakutan ketika Bunda memberi betadine pada kaki Aisha dan
memperbannya.
Setelah itu Bunda membantu Aisha untuk mandi dan
berpakaian rapi untuk acara ulang tahun nya. Jam sudah menunjukkan pukul 08.15
para tamu undangan sudah mulai berdatangan. Ayah mempersilahkan para tamu
undangan untuk duduk di karpet dan menyediakan makanan kecil sembari menunggu
acara di mulai. Tidak lama kemudian acara ulang tahun Aisha pun dimulai. Rumah
Aisha sudah dipenuhi dengan para tamu undangan yang datang.
“Halo adik-adik! Apa kabar semuaa? Senang ya hari ini
teman adik-adik ada yang sedang berulang tahun yang ke 10. Siapa hayoo yang sedang berulang tahun hari ini?”
Anak anak dengan kompak menjawab “Aisha om baduuut!”
“Iyap adik-adik semua benar! Sekarang kita sama-sama
menyanyikan lagu happy birthday ya.. satu, dua, tiga.. happy birthday Aisha.. happy birthday Aisha...”
Anak-anak menyanyikan lagu Happy Birthday bersamaan.
Aisha pun ikut bernyanyi juga sambil bertepuk tangan.
Sekarang
sudah pukul 12.00 siang, acara ulang tahun Aisha sudah satu jam yang lalu
selesai. Para tamu undangan sudah pulang ke rumah nya masing-masing. Terlihat
di ruang tengah Aisha sedang asyik dengan kado-kado nya membuka nya satu
persatu. Di sisi lain ketika Aisha sedang asyik membuka kado-kado nya, Ayah dan
Bunda berada di kamar seperti sedang membicarakan sesuatu. Raut wajah Bunda
tampak sedih menahan tangis. Ayah menepuk pundak Bunda untuk menenangkan Bunda.
“Bunda
sedih yah, sekarang umur Aisha sudah 10 tahun waktu Aisha semakin berkurang..
bunda belum sanggup kehilangan Aisha yah” tanpa disadari air mata Bunda
menetes.
“Bunda,
semua kita serahkan pada Allah ya.. yang rajin berdoa sama Allah” Ayah berusaha
menenangkan Bunda.
---
Namanya
Aisha Mentari. Pada usia 9 bulan Aisha didiagnosis mengidap penyakit Thalasemia
jenis Thalasemia Beta. Thalasemia merupakan penyakit gen yang diturunkan oleh
kedua orang tua. Aisha tergolong pada Thalasemia beta mayor. Pada kasus
Thalasemia beta mayor Hb sama sekali tidak diproduksi. Sehingga diperlukan
untuk transfusi darah secara berkala seumur hidup.
3
bulan lalu ketika tiba jadwal Aisha untuk transfusi darah, dokter mengatakan
bahwa usia Aisha tidak akan mencapai 18 tahun bahkan kurang dari itu. Ayah dan
Bunda berusaha ikhlas dan mecoba menerima segala resiko dari penyakit
thalasemia beta mayor yang diderita oleh Aisha. Semenjak Aisha rutin transfusi
darah keuangan Ayah dan Bunda semakin menipis. Sekarang, Bunda selain mengurus
Aisha dirumah ia juga berjualan salad buah secara online. Uang hasil berjualan
untuk membantu biaya tambahan yang diperlukan untuk Aisha berobat. Karena
keluarga Aisha bukan dari keluarga yang berada, jadi Ayah dan Bunda sangat bekerja
keras untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga ditambah biaya pengobatan Aisha.
Tiba-tiba
Aisha sudah berdiri di depan pintu kamar Ayah dan Bunda.
“Ayah,
kenapa Bunda nangis yah?” Bunda langsung menyeka air mata nya. Ayah hanya
tersenyum menatap Aisha.
“Gak
papa kok nak, ayo kita buka kado-kado nya yuk!” ajak Ayah kepada Aisha
sambil mengalihkan pembicaraan.
“Ayooo..
horee..” sorak Aisha.
Keesokan
hari setelah hari ulang tahun nya, Aisha berangkat sekolah seperti biasa.
Sekarang Aisha sudah kelas 4 SD. Di sekolah, Aisha termasuk anak yang ceria dan
disukai banyak temannya. Ada dua teman dekat Aisha di sekolah yaitu Kirana dan
Hafsah. Setiap pulang sekolah Aisha, Kirana dan Hafsah selalu pulang bersama
naik angkutan umum yang sama pula. Matahari sangat terik tepat berada diatas
kepala menandakan sudah siang hari. Bel sekolah berbunyi menandakan waktunya
sholat dzuhur berjamaah di masjid dan kemudian dilanjutkan dengan istirahat ke
dua. Aisha, Kirana dan Hafsah bersiap-siap bergegas menuju masjid sekolah.
Mereka pun sholat dzuhur berjamaah dengan diimami oleh salah seorang guru.
Ketika sholat sudah selesai, Aisha berdoa kepada Allah dengan sangat khusyuk.
Tidak terasa air mata jatuh menetes di pipi Aisha. Kirana dan Hafsah yang
melihat Aisha menangis saling bertatap-tatapan kebingungan. Setelah Aisha
selesai berdoa, Hafsah bertanya kepada Aisha.
“Aisha
kenapa kamu nangis tadi pas doa? Kamu lagi sedih? Kenapa?” tanya Hafsah dengan
sangat ingin tahu.
Aisha
hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala dan berkata “Aku gak papa kok”.
Kirana
kemudian mengajak Aisha dan Hafsah untuk kembali ke kelas dan memakan bekal
mereka bersama.
Sesampai
nya di kelas mereka bertiga mengeluarkan bekal nya masing-masing. Kirana
membawa nasi goreng dan chicken nugget, Hafsah membawa nasi sayur kangkung dan
ayam goreng. Terlihat Aisha sibuk mencari sesuatu di tas nya.
“Kamu
kenapa Aisha? Kamu lupa membawa bekal ya? Tanya Kirana.
“Iya
nih, padahal tadi pagi seingat ku aku sudah masukin bekal nya ke dalam tas.
Yaudah deh kalian makan saja berdua ya” jawab Aisha.
“Kita
makan aja bareng-bareng. Nanti kamu lapar loh” ajak Kirana.
“Iyaa
ide bagus Kirana! Ayo kita makan aja bareng-bareng bekal nya. Nasi punya ku di
gabungkan di tempat makan Kirana ya, kan tempat makan Kirana besar” timpal
Hafsah.
“Nanti
kalian gak kenyang kalau aku ikut makan bekal kalian ” Aisha merasa tidak enak.
“Ah
kamu ga usah malu-malu gitu deh Aisha biasanya juga kamu kalau makan paling
banyak haha..” Goda Kirana.
Akhirnya
mereka bertiga pun makan bersama-sama. Aisha, Hafsah dan Kirana sudah berteman
sejak Taman Kanak Kanak. Dahulu ketika mereka bertiga masih TK, mereka sering
kali bertengkar bahkan persahabatan mereka diawali dengan pertengkaran. Mulai
dari hal kecil seperti berebut warna kesukaan hingga hal-hal besar yang tak
masuk akal.
Kejadiannya
3 tahun lalu ketika mereka bertiga Aisha, Hafsah dan Kirana akan masuk Sekolah
Dasar, mereka sebenarnya tidak mau masuk ke satu sekolah yang sama. Karena
beberapa hari sebelum pendaftaran masuk SD dibuka, mereka bertiga
bertengkar hebat. Waktu itu Kirana baru
saja dibelikan boneka baru oleh ibu nya sebagai hadiah ulang tahun nya. Kemudian
keesokan harinya mereka bertiga main bersama dan Kirana membawa boneka baru
nya. Ketika mereka bertiga sedang asyik main bersama didepan halaman rumah
Aisha, Aisha meminjam boneka baru kirana dan ketika Aisha sedang bermain dengan
boneka milik Kirana, tiba-tiba Aisha batuk-batuk sampai mengeluarkan darah dan
mengenai boneka Kirana tanpa sepengetahuan Kirana. Aisha pun sangat panik.
Tidak lama Aisha mengetahui boneka baru nya terkena bercak merah, kemudian
degan spontan dan penuh rasa takut Aisha mengaku bahwa boneka nya terkena cat
air merah yang ada di dekat ia duduk. Kirana mendengar nya pun seketika
menangis dan pergi meninggalkan Aisha dan Hafsah sambil berkata “Aku benci
Aisha... hiks.. ini kan boneka dari Mama kenangan terakhir ku.. hiks Aisha jahat..”.
Hafsah dan Aisha ditinggal berdua begitu saja di depan halaman rumah. Aisha
merasa sangat bersalah dan hendak mengejar Kirana yang lari sambil menangis
itu. Tetapi ketika ia ingin mengejarnya di tahan oleh Hafsah. Karena hafsah
tahu bahwa baru seminggu yang lalu Mama nya Kirana mengalami kecelakaan dan
masuk rumah sakit selama tiga hari dan kemudian nyawa nya tidak bisa di
selamatkan sehingga akhirnya meninggal dunia. Pasti Kirana masih sangat
terpukul sekali dengan kejadian itu. Dan setelah kejadian itu mereka bertiga
tidak pernah lagi terlihat bermain bersama.
Namun,
akhirnya seminggu kemudian mereka berbaikan lagi setelah Hafsah menceritakan
kejadian yang sebenarnya mengenai boneka milik Kirana. Lalu kirana dan Aisha
pun saling meminta maaf satu sama lain dan mereka bertiga berjanji tidak akan
bertengkar lagi dan tidak boleh ada rahasia satu sama lain diantara mereka
bertiga. Sampai akhirnya persahabatan mereka masih berlanjut sampai sekarang
sudah menginjak kelas 4 SD. Begitulah awal mula persahabatan Aisha, Hafsah dan
Kirana.
Bel
sekolah berbunyi menandakan waktu nya pulang. Murid-murid di kelas keluar
berhamburan untuk pulang menuju rumah nya masing-masing. Ada yang dijemput
orang tua nya, ada yang pulang sendiri naik angkutan umum dan juga ada yang
pulang dengan menggunakan ojek online. Tapi ada juga sebagian dari mereka yang
tidak langsung pulang karena mengikuti ekstrakurikuler. Aisha, Hafsah dan
Kirana tidak langsung pulang ke rumah karena mereka bertiga mengikuti kegiatan
eskul tari.
Kegiatan
eskul tari di laksanakan di aula sekolah. Ibu Ida sebagai pelatih sekaligus
pemandu anak-anak yang mengikuti eskul tari di sekolah. Biasanya eskul selesai
pada pukul 5 sore, namun karena ada rapat mendadak di sekolah akhirnya eskul
pun usai setengah jam lebih awal yaitu pukul 16.30 sore. Mereka bertiga pun
langsung pulang bersama naik angkutan umum pulang ke rumah masing-masing.
Sesampainya
dirumah, Aisha disambut oleh kucing hitam kesayangannya yang ia beri nama
Woody. Woody bukan lah kucing ras yang memiliki bulu tebal atau berwajah pesek
layaknya kucing ras-ras lain. Ia seekor kucing lokal atau yang disebut juga
dengan kucing kampung jalanan. Waktu itu, Aisha menemukan Woody di dekat
sekolah dan terlihat sedang menggigil kedinginan dibawah kursi kayu karena
waktu itu cuaca sehabis hujan. Karena tidak tega kemudian Aisha membawa pulang
Woody ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengadopsi Woody dan Ayah
memperbolehkannya dengan syarat Aisha harus bertanggung jawab memelihara kucing
di rumah. Waktu itu, Aisha girang sekali bahwa Ayah mengizinkannya memelihara
Woody. Sekarang usia Woody sudah hampir setahun, badannya tumbuh besar dan
semakin gemuk. Setiap Aisha pulang dari sekolah, Woody selalu menyambutnya
mengeong-ngeong entah minta makan atau minta di perhatikan.
“Assalamualaikum
Bunda.. Aisha pulang” Aisha melepaskan tas dan meletakkan nya di sofa depan.
“Iya,
waalaikumsalam nak. Cuci kaki dan tangan dulu dan ganti baju ya Ais, ini sudah
Bunda masakin makanan kesukaan kamu nih” ucap Bunda.
“Oke
siap nyonya!” Aisha memeragakan pose hormat kepada Bunda.
“Eh
Ais itu tas nya kok di taruh sembarangan gitu, ayo sekalian dibawa tas nya
kedalam kamar”
“Oiyaa
lupa hehe Bunda liat aja sih” Aisha meringis.
“Itu
satu lagi kaos kaki nya kok ga di taruh dengan benar? Hayo rapikan dulu Ais..”
perintah Bunda lagi.
“Yaah
Bunda kenapa baru bilang Ais kan udah di tangga, nanti aja ya Bunda cantik. Ais
ganti baju dulu oke.” Ucap Aisha sambil berlari naik tangga.
Bunda
menyiapkan makanan untuk Aisha di meja makan. Hari ini Bunda masak banyak
sekali dan lauk nya pun enak semua. Ada sayur kol kesukaan Aisha, tahu, tempe,
udang crispy dan ada menu penutup yaitu es krim. Aisha sudah turun menuju meja
makan. Begitu ia membuka tudung saji sontak iya berkata
“Waaaoh
Bunda ada acara apa nih masak banyak sekali? Ada udang crispy dan sayur kol
lagi. Waaah makin bersemangat makan! Ngiler duluan nih Bund” Sontak Aisha.
“Ya
sudah cuci tangan dulu ya sebelum makan nak” ucap Bunda sambil tersenyum.
Aisha
pun makan dengan lahap sekali. Sesekali Woody mengganggu Aisha mengeong-ngeong
ingin makan juga. Aisha tidak pelit, iya memotong sedikit ikan milik nya dan
memberi kan potongan ikan ke Woody. Walaupun Aisha sudah membagi makanan nya ke
Woody tetapi Woody masih saja nakal mengeong-ngeong minta makan sampai ingin
naik meja makan. Heboh sekali Aisha dan Woody. Bunda dari depan westafel cuci
piring hanya senyum-senyum sendiri melihat Aisha jengkel dengan Woody.
Setelah
selesai makan Aisha mencuci piring nya sendiri. Bunda sudah membiasakan Aisha
sejak kelas 1 SD untuk selalu mandiri. Bahkan sekarang pun Aisha terkadang suka
mencuci bajunya sendiri. Selain karena berdalih ingin mandiri, juga karena
Aisha suka sekali main air.
Kegiatan
rutin Aisha setelah pulang sekolah adalah pergi ke masjid untuk mengaji.
Sekarang matahari sudah mulai terbenam, langit yang tadinya berwarna oranye
sudah mulai menggelap menandakan sebentar lagi waktu maghrib. Aisha bergegas
mandi dan segera berangkat ke masjid untuk mengaji.
Adzan
maghrib sudah berkumandang, Aisha berpamitan dengan Bunda untuk sholat
berjamaah bersama teman-teman di masjid dan dilanjutkan dengan mengaji bersama
ustad. Di masjid, sebelum anak-anak membaca iqro’ nya masing-masing biasanya
ustad memberikan sedikit petuah-petuah tentang amalan-amalan kebaikan. Kali ini
Ustadz membahas tentang keutamaan menghafal Al quran.
“Jadi
adik-adik, sesungguh nya bagi penghafal al quran Allah akan memberikan mahkota
kepada kedua orang tuanya dari cahaya yang terang nya seperti matahari. Dan
para penghafal al quran adalah sebaik baik manusia. Siapa saja disini yang mau
menjadi penghafal alquran?” tanya ustad pada anak-anak.
“Sayaa
ustad.. saya..” anak-anak menjawab dengan semangat dan bersamaan.
“Oke,
sebelum kita mulai mengaji nya, apakah ada yang ingin bertanya?”
Aisha
mengangkat tangan nya, ia malu-malu bertanya pada Ustadz “hmm.. saya ustad mau
bertanya”
“Silahkan
Aisha mau bertanya apa?”
“Kalau
kita menghafal al quran apa kita bisa masuk surga Ustadz? Terus kalau kita
sudah di surga apa kita bisa mengajak orang lain untuk masuk surga juga ustad?
Aisha mau menghafal alquran dan mengajak orang tua Aisha masuk surga..
teman-teman yang lain juga mau Aisha ajak ustad” tanya Aisha penuh semangat.
“Pertanyaan
yang bagus Aisha, ustad jawab satu persatu ya.. InsyaAllah para penghafal
alquran akan menjadi keluarga Allah dan termasuk orang-orang pilihan Allah,
para penghafal alquran juga akan di tinggikan derajat nya di surga. Kemudian
dalam hadis dikatakan juga bahwa penghafal alquran bisa membela 70 anggota
keluarga nya di akhirat kelak. Oke sudah jelas ya? Yang lain juga sudah paham
kan dengan yang sudah ustad jelaskan tadi? Sekarang kita mulai ya ngaji nya,
ayo antri siapa yang mau maju pertama..”
Kegiatan
mengaji pun berlangsung dengan penuh hikmat. Kegiatan mengaji usai ketika adzan
isya berkumandang. Anak-anak satu persatu berjalan menuju arah keran untuk
mengambil air wudhu. Namanya juga anak-anak, ketika mereka sedang berwudu masih
saja ada yang iseng bermain air menyipratkan air ke teman-teman nya sambil
tertawa. Kalau ini di lihat oleh Bu Bakri anak-anak pasti sudah habis kena
marah bu Bakri. Beliau adalah istri dari marbot masjid yang terkenal galak pada
anak kecil yang suka bercanda dan mengotori masjid. Biasanya jika sudah
terlihat ada bu Bakri anak-anak langsung berubah semua menjadi pendiam.
Aisha
sudah sampai di rumah setelah sholat isya berjamaah di masjid. Kemudian ia
menghampiri Bunda dan bertanya apakah Ayah sudah pulang atau belum. Ternyata
malam ini, ayah lembur dan akan pulang larut malam. Aisha menceritakan apa yang
tadi ia telah pelajari tadi bersama Ustadz di masjid.
“Bund,
tadi kata ustad kalau kita menghafal alquran kita bakalan masuk surga dan bisa
mengajak 70 orang keluarga nya Bun. Aisha pengen menghafal alquran Bun!”
“MasyaAllah
boleh sekali dong nak” Bunda tersenyum.
“Iya
Bun, terus tadi kata ustad juga kalau kita menghafal alquran kita termasuk
keluarga Allah dan derajat nya akan di tinggikan.” tutur Aisha dengan semangat.
“Iya
nak masyaAllah Bunda senang sekali mendengarnya nak. Kita izin Ayah dulu ya
untuk mencari lembaga tahfidz untuk membantu Aisha menghafal alquran”
“Horeeee..
yee Ais senang bun. Terimakasih Bunda”
Keesokan
harinya. Adzan subuh berkumandang memenuhi langit-langit saling bersahutan.
Waktu nya manusia terbangun dari tidur untuk melaksanakan kewajiban sholat
shubuh. Ayah sudah selesai berwudhu hendak pergi ke masjid untuk sholat
berjamaah. Sebelum Ayah berangkat, ia mengetuk pintu kamar Aisha untuk
membangunkan Aisha yang masih terlelap dari tidur nya. Aisha sempat membuka
matanya namun tertidur lagi. Akhirnya Bunda membangunkan Aisha.
“Aisha
ayo bangun nak, subuh dulu.. hari ini kita kan mau ke rumah sakit ayo nak
bangun” Aisha masih merem melek mengucek kedua mata nya.
Ia pun
bangun dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi dengan mata masih
mengantuk. Hari ini sudah jadwal Aisha pergi ke rumah sakit untuk transfusi
darah. Setiap satu bulan sekali penderita penyakit Thalasemia di haruskan untuk
melakukan transfusi darah. Penyakit thalasemia merupakan kelainan darah dengan
kondisi jumlah protein pembawa oksigen (hemoglobin) kurang dari jumlah normal
dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal. Penyakit ini tidak
dapat disembuhkan namun perawatan dapat membantu dengan rutin transfusi darah
tiap bulannya.
Setelah
selesai sholat subuh, Aisha berdoa kepada Allah. “Ya Allah Aisha ingin menjadi
anak baik yang selalu taat pada kedua orang tua, lindugi lah selalu kedua orang
tua Aisha.. semoga transfusi nanti berjalan dengan lancar dan Aisha kuat..
Aamiin” tidak lupa Aisha juga berdoa untuk kedua orang tuanya.
Aisha
mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit. Hari ini hari selasa,
seharusnya hari ini ia masuk sekolah tetapi ia izin untuk pergi ke rumah sakit.
Guru-guru di sekolah pun sudah memahami kondisi Aisha yang memang memiliki
penyakit langka itu. Sebelum berangkat ia sarapan dahulu supaya kuat kata
Bunda.
Aisha
pergi ke rumah sakit ditemani oleh Bunda, karena Ayah harus bekerja jadi tidak
bisa ikut menemani Aisha dan Bunda.. Bunda menuju ke resepsionis untuk
melakukan pendaftaran sementara Aisha menunggu di kursi tunggu yang berada di
lobby rumah sakit. Aisha berobat mengunakan kartu asuransi BPJS. Dengan
menggunakan kartu asuransi dari pemerintah ini orang tua Aisha menjadi sangat
terbantu. Karena jika tidak memakai askes BPJS pastinya biaya yang di keluarkan
sangat banyak sekali. Jam dinding sudah
menunjukkan pukul 11.00 dan tidak lama nama Aisha dipanggil sudah giliran.
Memang, kalau memakai askes BPJS prosedur yang di jalankan sedikit lebih rumit
dan pelayanan nya lama sekali.
Aisha
dan Bunda berjalan melewati lorong rumah sakit menuju ke ruang khusus penderita
penyakit thalasemia. Bunda membuka pintu ruangan di sambut dengan senyuman
dokter dan dokter menyapa Aisha.
“Halo
Aisha sudah sebulan ya dari bulan yang lalu ketemu sama dokter” Dokter
tersenyum ramah.
“Iya
dokter, hari ini dokter cantik sekali ya jilbab baru ya dok”
“Aisha
perhatian aja deh sama dokter hihi jadi malu dokter. Ayo sekarang Aisha
berbaring dulu ya dokter mau periksa periksa sedikit oke”
“oke
dok Aisha sekarang sudah tidak takut kan sudah besar”
“waah
bagus dong anak hebat itu namanya” puji dokter.
Dokter
memeriksa Aisha dari pemeriksaan kesehatan mata sampai menimbang berat badan
Aisha. Ketika Aisha menimbang berat badan ternyata berat Aisha menurun 2kg dan
kemudian dokter menyaran kan Aisha untuk makan lebih banyak lagi supaya berat
badan nya kembali normal. Tidak lupa juga dokter berpesan pada Bunda Aisha
tentang makanan-makanan yang baik di konsumsi oleh Aisha dan makanan yang tidak
boleh di konsumsi Aisha. Pada penderita penyakit Thalasemia makanan seperti
sayuran hijau kangkung, bayam dan lain nya tidak boleh di konsumsi dan juga
makanan yang boleh dimakan yaitu sayur kol, daging ayam, kacang panjang dan
ikan.
Setelah
dokter memeriksa Aisha, Aisha di minta untuk berpindah tempat menuju tempat
untuk transfusi darah. Transfusi darah dilakukan oleh dua orang suster cantik
dan ramah pula. Ketika sedang di transfusi darah Aisha sama sekali tidak
menangis, ia sebenarnya merasa kesakitan namun itu ia tahan karena ia tidak
ingin Bunda melihat Aisha sedih. Suster juga ketika proses transfusi dilakukan
selalu memberi semangat kepada Aisha.
“waah
Aisha hebat ya masyaAllah sudah besar ga nangis kalau suster transfusi” puji
suster kepada Aisha.
Aisha
tersipu malu hanya senyum-senyum saja. “terimakasih ya suster” ucap Aisha.
Setelah
transfusi darah selesai saat nya untuk pengambilan obat. Kira-kira sekitar
pukul 13.00 semua prosedur di rumah sakit selesai. Kemudian Aisha dan Bunda
pulang ke rumah. Dan seperti biasa jika setiap sehabis transfusi darah selesai,
Aisha di perbolehkan oleh Bnda untuk bermain gadget. Aisha senang sekali
membuka video youtube tentang hewan-hewan. Ia adalah pecinta hewan terutama
kucing.
“Aisha
kamu serius ingin meghafal al quran?” tanya Bunda yang tiba-tiba muncul ketika
Aisha sedang serius bermain gadgetnya.
Aisha
berhenti dengan aktivitas nya dan menjawab pertanyaan Bunda dengan mantap. “iya
dong Bund Aisha mau jadi anak sholehah dan jadi keluarga Allah biar nanti bisa
ajak Ayah dan Bunda ke surga bareng Aisha”
Bunda
terharu mendengar jawaban dari Aisha hampir saja Bunda meneteskan air mata
keburu Bunda hapus karena khawatir Aisha melihatnya. Kemudian Bunda berkata
“ya
sudah kalau kamu memang benar serius dengan pilihan mu Bunda dan Ayah senang
sekali. Tadi pagi ketika sholat subuh berjamaah di masjid Ayah menemui Ustad
Hanan untuk meminta bantuan kepada Ustad membimbing Aisha karena Aisha ingin
sekali menghafal alquran” tutur Bunda.
“yang
benar Bun?” Aisha memotong pembicaraan Bunda.
“iya
sayang Bunda benar. Tapi kamu harus semangat terus ya dengan pilihan mu dan
harus konsisten juga ya nak. Bunda dan Ayah bangga dengan mu nak”
“Horee
alhamdulillah makasih ya Ayah Bunda..” Aisha senang sekali.
“mulai
minggu depan setiap hari senin, rabu dan sabtu Aisha mulai setoran hafalan ya
ke ustad Hanan.”
“oke
siap Bunda” jawab Aisha dengan semangat.
---
7
tahun kemudian. Awan malam tampak
menutupi cahaya bulan, pertanda malam ini langit mendung. Pemandangan kerlap
kerlip cahaya perkotaan terlihat sangat indah dari balkon villa. Hari ini Aisha
dan keluarga sedang berlibur ke puncak selama tiga hari. Sayup-sayup terdengar
lantunan suara ayat-ayat al quran nan indah dari ujung balkon. Terlihat Aisha
sedang khusyuk sekali mengulang hafalan al quran nya.
Sudah
sejak 7 tahun yang lalu Aisha bertekad untuk menghafal alquran. Dan hari ini
hafalan alquran Aisha sudah hampir 30 juz hanya kurang beberapa lembar saja ia
menghafal seluruh isi dari al quran. Walaupun sekarang ia sedang liburan, namun
Aisha tetap menjaga hafalannya. Karena ia tahu bahwa sesungguhnya menghafal isi
alquran lebih mudah dari pada menjaga nya.
Shodaqollahul
adziim.. Aisha
menyelesaikan bacaan al quran nya. Ia menutup mushaf nya kemudian berjalan
menuju pagar balkon. Ia menikmati indah nya pemandangan kota di malam hari dari
atas balkon. Sesekali tampak ia memotret pemandangan malam dengan ponsel nya.
Kemudian tiba-tiba dari belakang Ayah datang menghampirinya dan berdiri
disebelah Aisha.
“Aisha
senang gak kita liburan ke villa? Tanya Ayah.
“Senang
banget dong yah, kan emang Aisha yang meminta ke Ayah untuk liburan” jawab
Aisha sambil tersenyum.
Aisha
menghela nafas. Kepala nya menghadap langit seolah-olah sedang melihat bintang
padahal malam ini langit mendung. Angin berhembus dengan lembut menerpa jilbab
panjang milik Aisha.
“Ayah..”
panggil Aisha.
“iya
kenapa nak?” jawab Ayah.
“Aisha
ngga tega ninggalin Ayah sama Bunda” kali ini kepalanya sudah menunduk seperti
sedang memikirkan sesuatu.
“loh
emang Aisha mau kemana? Ayah sama Bunda juga ga pergi ke mana-mana kok nak”
Aisha
menghela nafasnya kembali. Lisan nya seperti tertahan ingin mengucapkan
sesuatu. Mata nya berkaca-kaca menahan tangis.
“kamu
kenapa nak? Ada masalah apa? Kamu abis bertengkar sama Hafsah dan Kirana?” tanya Ayah
kebingungan melihat raut wajah Aisha yang berbeda dari biasanya seperti ada
sesuatu yang ingin disampaikan.
Aisha
menggeleng pelan. Jelas sekali dari gerak tubuhnya seperti ada yang
ditutup-tutupi.
“ya
sudah kalau Aisha belum ingin cerita ke Ayah tidak papa, nanti kalau Aisha
sudah agak lega bilang sama Ayah ya nak.. oke? Janji?”
“janji..”
Ayah dan Aisha masing-masing menyodorkan jari kelingking nya.
“Ayah
masuk duluan ya princess Aisha” ledek Ayah sambil berlalu.
Aisha
hanya senyum-senyum kecil di panggil princess oleh Ayah.
Ayah
memang sosok yang humoris. Jika dirumah sedang kumpul bertiga Ayah, Bunda dan
Aisha pasti ada saja lelucon-lelucon yang dilontarkan dari mulut Ayah yang
membuat Aisha dan Bunda tertawa sampai sakit perut. Namun, meskipun Ayah
humoris ia juga ada kala nya berubah menjadi Ayah yang tegas bahkan galak.
Apalagi jika anak perempuan satu-satu nya ada yang menyakiti, Ayah merupakan
orang yang paling depan melindungi anak semata wayang nya itu.
Pernah
waktu itu ketika Aisha baru saja masuk ke jenjang SMP. Aisha dibully oleh salah
satu anak laki-laki disekolah nya. Katanya Aisha kurus krempeng seperti mayat
hidup. Mendengar diejek seperti itu Aisha menangis sakit hati. Karena ia sudah
tidak satu sekolah lagi dengan sahabat-sahabat nya Hafsah dan Kirana, jadi ia
merasa sendiri dan kesepian di kelas. Bahkan Aisha sampai tidak mau berangkat
sekolah karena teman nya itu yang mengejek Aisha hampir tiap hari tidak
berhenti mengejek. Ayah yang mengetahui anak kesayangan nya dibully disekolah
langsung izin dari kantor untuk ke sekolah. Sesampainya disekolah, Ayah tidak
langsung memarahi anak yang mengejek Aisha itu. Ayah menemui pihak sekolah
terlebih dahulu dan kemudian dari pihak sekolah Ayah dipertemukan oleh anak
yang mengejek Aisha namanya Kamil.
Disitu
Ayah menjelaskan kepada Kamil bahwa Aisha memang kurus karena Aisha mengidap
penyakit. Penyakit yang diderita Aisha memang yang menyebabkan tubuh Aisha
tidak bisa gemuk seperti anak-anak lain. Kemudian Kamil meminta maaf kepada
Ayah Aisha dan berjanji untuk tidak mengulangi nya kembali. Setelah itu Ayah
malah mengajak Kamil pulang kerumah Aisha untuk meminta maaf kepada Aisha.
Sesampainya dirumah Aisha dan bertemu Aisha, Kamil merasa sangat bersalah
kepada Aisha dan ia pun meminta maaf kepada Aisha dan berjanji tidak akan
mengejek Aisha kembali. Begitulah sosok Ayah yang sederhana dan humoris namun
mempunyai jiwa yang hangat dan kepribadian yang tegas.
Hujan
rintik-rintik membasahi bumi. Tetes demi tetes air hujan berjatuhan dari atas langit.
Angin sejuk sudah berubah menjadi angin dingin yang menusuk hingga tulang.
Aisha buru-buru masuk kedalam kamar sebelum hujan semakin deras. Ia menutup
pintu balkon. Jilbab panjang nya terkena sedikit tetesan air hujan. Terdengar
dari lantai bawah Bunda memanggil Aisha untuk makan malam. Aisha pun turun dan
makan malam bersama Ayah dan Bunda.
Keesokan
harinya sudah hari ke tiga keluarga Aisha menginap di villa. Sudah saatnya
mereka sekeluarga untuk pulang kembali ke rumah. Ayah sudah berkemas memasukkan
barang-barang ke dalam mobil dibantu oleh Bunda. Aisha baru saja menuruni
tangga sambil menggendong tas berwarna pink kesukaannya. Kemudian tas itu ia
masukan kedalam mobil.
“ayo
nak sudah semua kan?” tanya Bunda memastikan.
“insyaAllah
udah Bun” jawab Aisha.
“Ayo
kita pulang cuuss..” ajak Ayah sambil tertawa.
Mesin
mobil pun dinyalakan. Bunda memasang seatbelt kemudian menyalakan ponsel
dan membuka aplikasi maps sebagai navigator arah jalan pulang. Aisha
duduk dibangku tengah memasang headset nya yang tersambung dengan ponsel
kemudian mendengarkan murottal al quran.
Mobil sudah melaju sekitar dua kilometer tiba-tiba Aisha teringat sesuatu.
Ternyata ada satu tas goodie bag miliknya tertinggal di villa. Ia buru-buru
memberi tahu Ayah.
“Ayah
stop.. tas Aisha ada yang tertinggal di villa yah..” Aisha panik
“tadi
katanya sudah semua Aish” Bunda menoleh ke bangku tengah sambil tersenyum dan
geleng-geleng.
“ya
sudah kita putar balik ya mumpung belum terlalu jauh” ucap Ayah.
Ayah
memutar balik mobil nya kembali menuju ke villa. Sesampainya di villa, Aisha
langsung turun dari mobil. Di halaman depan villa ada penjaga villa yang sedang
menyapu halaman, kemudian Aisha bertanya kepada penjaga itu.
“maaf
Ibu, saya tadi baru saja menginap di villa ini, apa ibu melihat tas kecil
berwarna kuning di teras? Tanya Aisha dengan sopan.
Ibu
penjaga pun menjawab nya. “iya neng tadi saya lihat terus saya pindahkan ke pos
satpam, sebentar ya neng cantik saya ambilkan dulu tas nya”
“alhamdulillah
masih ada.. terimakasih ya bu” ucap Aisha berterimakasih pada Ibu penjaga.
Ibu
penjaga pun muncul dari pos satpam sambil membawa tas milik Aisha kemudian
menyerahkan nya kepada Aisha. Aisha pun sangat berterimakasih pada Ibu penjaga
dan kemudian pamit untuk pulang.
Dalam
perjalanan pulang tidak lupa Ayah mampir ke pusat oleh-oleh di daerah sekitaran
puncak. Di pusat oleh-oleh terdapat banyak sekali berbagai makanan khas sana.
Ada keripik buah-buahan mulai dari keripik buah mangga, apel, pisang sampai
buah stroberi. Bunda mengambil masing-masing dua bungkus keripik buah-buahan.
Disana ada juga yang menjual pernak-pernik gelang dan kalung inisial. Pakaian
pun juga ada disana, lengkap sekali. Aisha membeli tiga kaos dengan model yang
sama untuk oleh-oleh Hafsah dan Kirana. Kemudian ia juga membeli
gelang-gelangan dengan motif yang sama juga untuk mereka bertiga. Hafsah dan
Kirana pasti senang deh aku kasih ini, pikir Aisha. Setelah selesai membeli
oleh-oleh kemudian Ayah melanjutkan kembali perjalanan pulang menuju rumah.
Setelah
itu sesampainya dirumah Ayah dan Bunda menurunkan barang-barang dari dalam
mobil dan mebawanya kedalam rumah dan Aisha menutup pintu gerbang rumah.
“Alhamdulillah
akhirnya sampai rumah juga.. Bunda gak kuat banget tadi jalanan macet sekali”
ucap Bunda.
“iya
Aisha juga pegel-pegel nih Ayah mau pijitin Aisha gak yah?” keluh Aisha.
“oke
satu pijatan lima ribu ya, tukang pijat profesional nih” kata Ayah sambil
melengos lucu.
“iiih
Ayah aku serius tauu huh..”
“iya
sayang nanti Ayah pijitin kok nyicil juga gak papa bayarnya hahaha” ucap Ayah
sambil tertawa meledek.
Aisha
dan Bunda tertawa mendengar jawaban Ayah.
Di
dalam kamar Aisha.
Aisha
meletakkan tas nya di lantai dan mencari obat penghilang nyeri. Ternyata
perjalanan jauh membuat kondisi badan Aisha terasa nyeri di bagian tulang
belakang. Setelah meminum obatnya kemudian ia berbaring di tempat tidurnya dan
membuka layar ponselnya. Terlihat ada beberapa pesan whatsapp masuk diantaranya
ada pesan dari grup chat whatsapp yang bernama “Three Little Kitten”. Itu
adalah nama grup chat yang beranggotakan Aisha, Hafsah dan Kirana. Kirana yang
memberi nama grup chat itu karena mereka bertiga suka sekali dengan anak
kucing. Sering sekali mereka bertiga ketika sedang jalan bersama dan bertemu
dengan kucing kecil jalanan, dengan siaga mereka memberinya makanan. Di dalam
tas mereka bertiga selalu ada makanan kucing. Tetapi tidak hanya kucing kecil
saja, terkadang kucing yang sudah dewasa pun mereka beri makanan juga. Ketika
Aisha sedang asyik mengobrol di grup chat itu tiba-tiba ada pemberitahuan pesan
lain dari nomor tidak dikenal.
Bip
bip..
Assalamualaikum,
ini benar nomor Aisha?
Aisha
mengernyitkan dahi nya. Siapa ini? Pikir nya dalam hati. Ia melihat foto
profil dari nomor tersebut. Hanya terlihat foto seorang laki-laki memakai baju
biru sedang menghadap ke belakang, wajahnya tidak kelihatan. Kemudian ia
membuka pesan itu dan membalasnya.
Waalaikumsalam,
iya benar ini Aisha. Jawab Aisha
singkat.
Bip
bip.. Notifikasi pesan berbunyi lagi.
Ini
aku Kamil, kamu masih ingat aku
Hmm
Kamil iya aku ingat. Ada apa?
Gak
papa hanya ingin menanyakan kabar. Kamu apa kabar?
Alhamdulillah
kabarku baik.
Alhamdulillah
kalau begitu. Kamu sekarang sibuk apa?
Aku sekarang sedang sibuk sekolah saja. Kalau
kamu?
Aku alhamdulillah sudah diterima di salah satu
universitas di Mesir. Aku ambil jalur akselerasi.
Wah masyaAllah selamat ya
Oiya Aisha rumah kamu gak pindah kan? Kalau aku
besok ke rumah boleh?
Hmm besok? Ya sudah terserah kamu
Oke
Pesan chat mereka berakhir. Aisha
bertanya-tanya dalam hati mengapa tiba-tiba Kamil ingin ke rumahnya. Padahal
mereka berdua sudah lama tidak bertemu dan terakhir bertemu ketika mereka masih
SD dan juga dulu mereka berdua pernah punya masalah. Aisha penasaran. Ah
sudahlah tidak usah berpikir yang aneh-aneh pikir Aisha. Kemudian ia
beranjak dari kasurnya dan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih diri, karena
sedari tadi ia pulang dari puncak ia belum mengganti pakaiannya.
Setelah Aisha selesai mandi, ia pun turun
kebawah untuk memberi tahu Bunda kalau Kamil besok akan datang ke rumah. Aisha
menuruni tangga langkah demi langkah. Matanya mencari sosok Bunda. Ia berjalan
menuju dapur, ternyata tidak ada siapa-siapa di dapur. Kemudian menuju ke ruang
tengah dan kamar Bunda, ternyata tidak ada juga.
“Bundaa.. Bunda.. Bun..?”
Kemudian ia mengambil sehelai jilbab dan jaket
yang tergantung di ruang tengah lalu memakainya dan berjalan keluar rumah. Baru
saja ia menutup pintu gerbang terlihat Bunda dari ujung jalan menenteng 2
kantong plastik besar berisikan sayur-sayuran. Aisha menghampiri Bunda dan
membantu Bunda membawakan belanjaannya.
“Bunda tuh ya Aisha cariin tauu, ternyata lagi
belanja” kata Aisha sambil menenteng plastik belanjaan.
“iya Bunda tadi ngejar mamang sayur eh gak tau
nya mamang sayur nya sudah jauh banget di ujung jalan. Ada apa tumben sekali
jam segini nyariin Bunda?” Tanya Bunda.
“iya Aisha mau ngasih tahu Bunda sesuatu. Tapi
nanti saja di rumah”
Plastik belanjaan ditaruh di lantai dapur.
Aisha membuka pintu kulkas mengambil air putih di botol dan menuangkannya di
gelas. Satu untuk Bunda dan satu lagi untuk dirinya. Lalu ia menaruh kembali
botol minum ke dalam kulkas dan memberi satu gelas air putih untuk Bunda.
“Bun.. Bunda inget gak temen SD Aisha yang
namanya Kamil?” tanya Aisha.
“hmm Kamil? Yang waktu itu nakalin kamu ya?
Yang rambutnya ikal itu?”
“iya Bun benar. Tadi Kamil ngirim pesan ke Aisha
terus katanya dia mau ke rumah.”
“mau kesini? Ya sudah tidak apa-apa biar Bunda
besok masak makanan yang banyak.”
“ih Bunda gak usah repot-repot lagian juga dia
bukan siapa-siapa.. paling juga cuma sebentar” ujar Aisha.
“ya pokoknya besok Bunda mau masak yang banyak. Hitung-hitung berbagi kan..” jawab
Bunda sambil tersenyum.
“iya deh terserah Bunda”
Lalu Aisha menghabiskan minum nya dan beranjak
pergi menuju kamarnya kembali.
---
Keesokan harinya Bunda repot sekali di dapur.
Ternyata benar Bunda hari ini masak banyak sekali. Ada rendang, oseng-oseng
buncis, kerupuk rengginang dan ada juga sayur sop. Pantas saja seisi rumah
sejak pagi sudah bau masakan. Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi. Hari ini
hari sabtu, tetapi Ayah hari ini tetap masuk kerja karena sedang banyak pekerjaan
di kantor. Aisha sudah rapi memakai baju gamis terusan berwarna merah maroon
perpaduan dengan warna coklat muda. Jilbab dengan warna senada pun sudah ia
pakai dengan rapi sekali. Kemudian Aisha memakai bedak tabur ke wajahnya dan
memakai liptint tipis-tipis ke bibirnya. Terakhir ia menyemprotkan sedikit
minyak wangi ke badannya. Lalu ia turun kebawah menuruni anak tangga.
“wah masyaAllah anak Bunda rapi sekali mau
ketemu siapa si?” goda Bunda kepada Aisha.
“apa sih Bun biasanya juga begini kok” Aisha
terlihat malu.
“hari ini kelihatan beda aja gitu, cantik deh”
Bunda senyum-senyum.
Tidak lama setelah itu bel rumah berbunyi.
Terlihat diluar Kamil sedang menunggu dibukakan pintu. “Assalamualaikum..”
teriak Kamil ke dalam rumah. Bunda bergegas memakai jilbabnya dan membukakan
pintu untuk Kamil.
“waalaikumsalam eh sudah dateng nak Kamil..
ayo silahkan masuk. Sekarang sudah besar ya dulu tinggi nya masi sepundak Tante.” kata Bunda kepada Kamil
sambil mempersilahkannya duduk.
“iya Bunda hehe” jawab Kamil malu-malu
“oiya sebentar ya nak Tante panggil Aisha nya
dulu. Dia lagi kasih makan kucingnya”
Bunda pun pergi memanggil Aisha. “Aish itu
temen kamu sudah dateng tuh, ganteng ya sekarang dia. Nanti sekakian ambilkan
minum buat Kamil ya Aish, Bunda masih repot di dapur.” Bunda pergi kembali
menuju dapur. Aisha pun turun untuk menemui Kamil di ruang tamu. Ditangannya
sambil membawakan air minum dan satu toples makanan kecil. Setelah sampai di
ruang tamu ia menaruh air minum dan toples di meja. Ia terkejut melihat Kamil
yang sekarang sudah berbeda dengan dulu. Ia memakai baju kemeja berwara coklat
dipadukan dengan celana hitam. Rambutnya yang
ikal masih sama seperti dulu hanya perbedaan nya lebih tebal. Aisha
duduk di sofa.
“Aisha apa kabar? Sudah lama ya ga ketemu”
Kamil memulai pembicaraan dengan malu-malu.
“Alhamdulillah baik” jawab Aisha.
Mereka berdua pun saling bertukar kabar dan
mengobrol. Tidak terasa sudah 1 jam mereka mengobrol. Kamil berniat ingin
berpamitan pulang. Namun ketika ia ingin pamit pulang, dicegah oleh Bunda Aisha
untuk makan siang dahulu. Akhirnya Kamil pun makan siang bersama Aisha dan
Bunda Aisha. Setelah itu Kamil berpamitan untuk pulang. Aisha mengantarnya
sampai pintu gerbang dan mengucapkan hati-hati kepada Kamil.
Ternyata maksud dari kedatangan Kamil ke
rumah Aisha adalah untuk meminta maaf perihal masalah Kamil dan Aisha dulu
ketika SD dan sekaligus berpamitan pada Aisha karena Kamil akan berangkat ke
Mesir minggu depan untuk melanjutkan kuliah disana. Padahal juga sebenarnya
Aisha sudah memaafkannya dari dulu ketika mereka masih Sekolah Dasar. Aisha
heran untuk apa Kamil repot-repot datang ke rumah hanya untuk meminta maaf
dan pamit? Padahal dulu mereka tidak terlalu dekat. Ah sudahlah jangan ge er Aisha.
Keesokan harinya Aisha dan Bunda sudah
bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit. Sekarang sudah jadwalnya untuk Aisha
transfusi darah. Sesampainya di rumah sakit Aisha menunggu giliran untuk
dipanggil. Setelah menunggu selama kurang lebih setengah jam akhirnya namanya
dipanggil. Lalu ia bersama Bunda masuk
ke dalam ruang periksa. Seperti biasa sebelum melakukan transfusi darah Aisha
diperiksa kesehatannya terlebih dahulu. Setelah diperiksa, ternyata dokter
mengatakan bahwa kondisi Aisha sangatlah menurun dan perlu untuk di rawat di
rumah sakit. Dokter menyarankan agar setelah Aisha melakukan transfusi darah
untuk kembali ke ruang periksa lagi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Setelah selesai melakukan transfusi darah,
Aisha dan Bunda tidak langsung pulang karena kondisi Aisha yang menurun ia
harus kembali ke ruang periksa untuk menemui dokter. Kemudian Aisha dan Bunda
berjalan menuju ruang periksa dan menemui dokter. Dokter melakukan pemeriksaan
lebih lanjut pada Aisha. Dokter bertanya pada Aisha. Apakah ia sering mengalami
sakit di perut kiri bagian atas dan
nyeri di punngung atau tulang belikat. Ternyata Aisha sudah lama
merasakan sakit di perut kiri bagian atas dan nyeri di punggung atau tulang
belikat. Tetapi ia tidak pernah memberi tahu orang tua nya kalau merasa sakit
atau nyeri. Ia pikir itu hanyalah sakit biasa karena kecapekan saja. Setelah
dokter selesai melakukan pemeriksaan, ternyata kelenjar limpa Aisha mengalami
pembengkakan dan sudah membengkak sangat besar. Pantas saja Aisha akhir-akhir
ini gampang sekali merasa kenyang. Ternyata limpa yang membengkak dan membesar
dapat menekan lambung sehingga Aisha mudah merasa kenyang.
Bunda mendengar pernyataan dari dokter merasa
sedih dan khawatir. Sedangkan Aisha merasa biasa saja. Lalu Bunda menelpon Ayah
untuk mengabarkan bahwa Aisha hari ini dirawat di rumah sakit. Setelah semua
pemeriksaan selesai, Bunda mengurus kamar rawat inap yang akan ditempati oleh
Aisha. Suster datang sambil mendorong kursi roda untuk Aisha. Karena Aisha
harus benar-benar bed rest ia diantar oleh Bunda dan suster menggunakan
kursi roda menuju ruang rawat inap.
Di ruang rawat inap suster memasang selang
infus ke tangan kiri Aisha dan dilanjutkan dengan memasangkan Aisha oksigen.
Setelah itu suster pamit untuk keluar sambil memberikan Aisha beberapa obat
untuk diminum.
“Aisha gimana nak? Masih nyeri? Kenapa kamu
gak bilang Bunda nak kalau sakit?” tanya Bunda sedih sambil mengelus kepala
Aisha.
“udah ngga kok Bun, cuma kadang-kadang aja.
Maaf ya Bun Aisha udah buat Bunda sama Ayah khawatir”
“iya nak gak papa yang penting sekarang kamu
sudah dirawat. Istirahat ya nak” Bunda masih mengelus-elus kepala Aisha dengan
lembut.
Tidak lama Aisha memejamkan matanya tertidur.
Ketika Aisha tidur, Bunda menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Tidak lupa
juga Bunda menghubungi Ayah untuk datang dan membawa pakaian Aisha. Jam sudah
menunjukkan pukul 16,00 Aisha terbangun dari tidurnya. Ketika ia membuka
matanya Ayah sudah duduk di dekatnya.
“loh Ayah kok ada disini? Bukannya Ayah
harusnya masih di kantor?” tanya Aisha sambil mengucek matanya menggunakan
sebelah tangannya yang tidak di infus.
“iya Ayah pulang duluan dong demi Aisha” jawab
Ayah
“hmm Ayah, Aisha minta maaf ya sudah bikin
repot terus. Aisha minta maaf sama Ayah dan Bunda selalu ngerepotin. Aisha juga
gak bilang sama Ayah dan Bunda kalau Aisha ngerasa sakit” Aisha menunduk takut.
“Ayah sama Bunda gak pernah merasa di repotin
sama Aisha kok nak. Sekarang Aisha sholat ashar dulu nak sudah hampir jam
setengah lima” Ayah tersenyum pada Aisha.
Aisha tayamum dan sholat sambil berbaring di
kasur. Ia tidak diperbolehkan banyak bergerak oleh dokter. Setelah selesai
sholat, satu jam kemudian suster masuk ke kamar Aisha untuk memberikan Aisha
makan malam. Menu makan malam ini adalah bubur dengan sayur sop. Sebenarnya
Aisha tidak suka dengan makanan di rumah sakit tapi ia tetap memakannya karena
ia ingin cepat sembuh dan pulih dari sakit agar bisa kembali menghafal al
quran.
Adzan maghrib berkumandang terdengar saling
sahut menyahutan. Bunda mengambil air wudhu dan menggelar sajadah di samping
tempat tidur Aisha untuk melaksanakan sholat maghrib. Aisha juga sudah tayamum
dan memakai mukenanya. Lalu Aisha dan Bunda sholat maghrib. Setelah selesai
sholat, Bunda berdoa lama sekali sampai meneteskan air mata. Dalam doa nya
Bunda berdoa kepada Allah meminta segala apapun yang terbaik untuk Aisha. Aisha
setelah selesai sholat tidak langsung membuka mukena nya. Ia mengambil al quran
yang ada di meja kemudian membacanya dengan merdu. Walaupun Aisha sedang sakit
ia tetap menghafal al quran. Ia tidak ingin hafalannya yang sudah banyak itu
lupa.
---
Sudah satu bulan Aisha dirawat di rumah
sakit. Keadaannya makin hari makin memburuk. Semakin hari badannya semakin
kurus. Suster datang masuk ke kamar inap Aisha untuk mengganti air infusnya.
Aisha sudah terlihat berbeda sekali semenjak awal ia dirawat di rumah sakit. Ia
sudah semakin lemas. Setelah suster selesai mengganti air infus dokter masuk
untuk melakukan pemeriksaan pada Aisha. Dokter mengatakan bahwa kondisi Aisha
semakin memburuk. Kelenjar limpa Aisha semakin besar dan membengkak dan detak
jantung Aisha tidak beraturan. Dokter memberikan obat kepada Aisha dan
menyarankan Aisha untuk makan yang banyak.
Panas terik matahari menembus kaca jendela
kamar rawat Aisha. Aisha sedang mendengarkan murottal al quran dari speaker
yang berada di meja dekat tempat tidurnya. Tiba-tiba pintu kamar rawat inap ada
yang mengetuk. Bunda membukanya. Ternyata itu adalah Kamil. Kamil datang
menjenguk Aisha. Padahal seharusnya ia sekarang berada di Mesir untuk kuliah.
Aisha terkejut akan kedatangan Kamil yang menjeguknya. Lalu Kamil duduk di
bangku dekat tempat tidur Aisha.
Kamil membawakan Aisha serangkai bunga dan
boneka teddy bear kecil. Aisha tersenyum senang. Aisha sekarang sudah tidak
bisa banyak bicara seperti dulu. Ia hanya mengangguk dan menggeleng saja ketika
ditanya dan menjawab sekedarnya. Setelah Kamil selesai menjenguk Aisha ia
berpamitan pulang. Kamil sudah keluar menutup pintu lalu pergi.
“Bunda, maafin Aisha ya Bunda jadi gak bisa
berjualan lagi. Bunda setiap hari repot menguru Aisha”
“yang penting Aisha senang Bunda juga senang
nak”
“Bunda kalau Aisha pergi Bunda jangan sedih
ya. Aisha kan mau ngajak Bunda sama Ayah ke surga bareng Aisha. Nanti kita
ketemu disana. Woody juga mau Aisha ajak ke surga” Aisha terbata-bata.
“Aisha pasti sembuh kok nak, Bunda yakin..”
Bunda memegang lengan Aisha menahan tangis.
Aisha hanya tersenyum melihat Bunda.
“oiya Aisha tadi pagi sahabat-sahabat kamu
datang menjenguk kamu, tapi kamu nya tidur. Mereka menitipkan surat untuk kamu
dan boneka kucing juga tuh” Bunda menunjuk boneka kucing berwarna abu-abu di
ujung meja sekaligus mencairkan suasana yang sedih tadi.
Bunda memberikan surat dan boneka kucing
kepada Aisha. Lalu Aisha membaca isi surat itu.
Dari: two little kitten
Untuk: one little kitten
Halo assalamualaikum kucing kecil kesayangan
kita!
Aisha kami berdua kangen sama kamu. Aisha
pasti sembuh kok kita yakin banget seratus persen haha. Tiap doa dan sujud kami
selalu medoakan kamu untuk kembali sehat. Woody kucing kesayanganmu juga udah
nungguin di rumah tuh mengeong-ngeong. Semangat ya kucing kecil!We love you.
Two little kitten
Aisha tersenyum membaca isi surat dari
sahabat-sahabatnya. Tidak terasa air matanya menetes membasahi pipi kurusnya.
Lalu ia meletakkan surat itu dan mengambil boneka kucing pemberian
sahabat-sahabatnya. Lucu sekali mirip dengan Woody batin nya.
Hari sudah malam, Aisha sudah selesai
melaksanakam sholat isya. Ia kemudian membuka mushaf al quran untuk mengulang
hafalannya. Terdengar Aisha sedang membaca surat al a’raf. Tiba-tiba suaranya
tidak terdengar lagi ternyata Aisha sudah tidak sadarkan diri di atas ranjangnya
sambil memegang mushaf al quran. Bunda yang melihatnya langsung panik lalu
memanggil Ayah dan memberi tahu dokter bahwa Aisha tiba-tiba tidak sadarkan
diri. Tidak lama dokter datang dan membawa Aisha ke ruang periksa bersama
perawat yang datang bersama dokter tadi. Bunda dan Ayah menunggu kabar Aisha
yang sedang berada di dalam ruang periksa. Ayah dan Bunda terlihat cemas
sekali. Sesekali Ayah mondar-mandir menunggu dokter keluar. Bunda sudah sejak
tadi menangis. Ayah menenangkan Bunda dan berdoa semoga semuanya baik-baik
saja.
Dua jam kemudian dokter muncul keluar dari
dalam ruangan. Wajahnya terlihat seperti ingin memberitahukan sesuatu. Bunda
dan Ayah menghampiri dokter. Dokter memegang pundak Ayah sambil menggelengkan
kepalanya. Ayah menunduk sedih. Lututnya lemas seketika,ia tersungkur ke
lantai. Tangis Ayah pecah. Selama ini Ayah tidak pernah terlihat menangis,
namun kali ini air mata Ayah sudah tidak bisa terbendung lagi. Bunda menangis
sejadi-jadinya. Suasana sangat haru saat
itu.
---
Hari ini hari pemakaman Aisha. Keluarga besar
dan tetangga-tetangga sudah berdatangan memenuhi rumah Aisha. Ayah sudah tidak
menangis lagi, ia sudah terlihat lebih tegar.
Di dalam rumah Bunda sedang membaca surat yasiin dengan matanya yang
masih sembab. Terlihat dari raut wajahnya masih tersisa kesedihan yang
mendalam. Dua sahabat Aisha, Hafsah dan Kirana duduk di sebelah Bunda sambil
menenangkan Bunda yang masih sedih. “Tante kami berdua insyaAllah sudah ikhlas,
Aisha pasti ditempatkan di tempat yang terbaik oleh Allah” Hafsah berkata
lembut ke Bunda Aisha. Bunda Aisha hanya tersenyum kecil saja kemudian menunduk
kembali.
Jenazah Aisha sudah dimandikan. Orang-orang
sudah ramai untuk mengangkat jenazah ke masjid untuk di sholatkan. Di masjid
banyak sekali orang-orang berdatangan untuk sholat jenazah. Hafsah, Kirana dan
Bunda Aisha sholat bersebelahan. Satu masjid penuh dipenuhi dengan orang-orang
yang menyolatkan jenazah Aisha. Setelah selesai sholat jenazah, Ayah dan warga
menggotong jenazah menuju mobil ambulan untuk menuju ke pemakaman. Bunda ikut
menggunakakan mobil lain. Pukul lima sore semua proses pemakaman usai.
Orang-orang sudah pulang kembali ke rumahnya masing-masing. Hafsah dan Kirana
juga berpamitan pada Ayah dan Bunda Aisha untuk pulang. Terlihat di pojokkan
Woody kucing Aisha sedang duduk mengendus-endus handuk Aisha yang tergantung di
jemuran handuk. Seakan-akan ikut merasakan kesedihan.
Aisha Mentari wafat di hari jumat 15 Maret
2019 pukul 22.00 WIB di rumah sakit Bunda Mulia pada usia nya yang ke 17. Ia
wafat ketika sedang mengulang hafalannya dan sedang membaca surat al a’raf yang
artinya adalah ‘ditinggikan’. Kini keinginan Aisha sudah terpenuhi yaitu
menjadi penghafal al quran. Di akhir hayatnya pun ucapan terakhir yang ia
ucapakan adalah lafadz al quran. Aisha sudah berhasil menjadi keluarga Allah.
TAMAT
FIND ME!
Instagram: @ayifathur https://www.instagram.com/ayifathur/
Twitter: @ayifathur https://twitter.com/ayifathur
Twitter: @ayifathur https://twitter.com/ayifathur
Wagela
BalasHapusWaahhh
BalasHapus